Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini

Laman

Senin, 04 Januari 2010

ANALISIS PERANAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Tugas Metode Riset Jurnal Sekunder
Latar Belakang
Pada awal tahap pembanguan I (Repelita I), Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN. Pendapatan nasional Indonesia sebesar US $ 80 perkapita pada tahun 1971, sedangkan beberapa negara ASEAN sudah mencapai ± US $ 200 per-kapita. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia 1960 – 1970 kurang dari 4% per-tahun. Tingkat pembentukan modal domestik juga sangat rendah, kurang dari 8% dari PDB, dan tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (Basuki dan Sulistyo, 1997: 51).

Perumusan Masalah
Selama Pembangunan Jangka Panjang I (PJPT I), utang luar negeri berperan sebagai dana tambahan untuk mempercepat laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia. Selama periode tersebut , pembayaran kembali kewajiban yang terkait dengan utang luar negeri belum dianggap beban bagi perekonomian nasional, karena sebagian besar kewajiban pembayaran utang masih terdiri dari pembayaran bunga pinjaman saja. Sejak 1990, cicilan pokok pinjaman sudah harus mulai dibayar, namun tabungan domestik masih belum memadai, akibatnya total kewajiban menjadi lebih besar dari pinjaman baru. Dengan kata lain, sejak saat itu sudah terjadi transfer negatif modal neto (net negatif resources transfer). Transfer negatif modal neto tersebut dibiayai dari hasil pengetatan konsumsi dalam negeri dan pengetatan pengeluaran pemerintah, sehingga kemampuan keuangan pemerintah untuk membiayai pembangunan prasarana dan investasi sosial menjadi semakin terbatas (Arryman, 1999).

Metode penelitian
Data yang digunakan dalam studi ini merupakan data sekunder berbentuk data time series tahunan. Data yang dipergunakan meliputi data pertumbuhan ekonomi (GDB) yang diperoleh dari International Financial statistic terbitan IMF, utang luar negeri (AID) dan tabungan domestik (s) dari Nota Keuangan Negara, serta data investasi asing (PMA) dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Bank Indonesia.
Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh Papanek (1973) dan Mosley (1980).
GDB = f (FDI, AID, S)
Metode Estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda Orinary Least Square (OLS), dengan spesifikasi model sebagai berikut :
GDBt = 0 + 1 FDIt + 2 AIDt + 3 St + ìt
Konsep penting dalam OLS adalah asumsi stasionaritas dimana semua variabelnya harus bersifat non stochastik. Asumsi ini mempunyai konsekuensi yang tidak akan berubah terlalu besar seiring dengan periode waktu pengambilan sampel dan mempunyai kecenderungan mengarah pada nilai rata-rata (mean) sehingga pengabaian terhadap asumsi stationaritas dapat menyebabkan munculnya regresi lancung (spurious regresion) yang ditandai dengan nilai R2 yang tinggi tetapi nilai Durbin Watsonnya rendah. Untuk menghindari gejala spurious regression maka dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian kointegrasi. Uji kointegrasi merupakan uji terhadap model analisis terhadap persoalan regresi lancung. Jadi sebelum menggunakan model, harus diyakini bahwa data runtun waktu yang digunakan mempunyai derajat atau orde integrasi yang sama.

Hasil
Dengan menggunakan uji kointegrasi yang dikembangkan oleh Engle-Granger (CRDW) dan Dickey - Fuller (DF), diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 2:
Uji Kointegrasi
METODE KOINTEGRASI
CRDW DICKEY-FULLER
GDB = f (FDI, AID, S) 1.6718* -4.7498**
Keterangan:
(*) signifikan pada taraf 1% di dasarkan atas statistik CRDW (Engle and Granger (ed), 1991: 101)
(**) signifikan pada taraf 10% di dasarkan atas statistik MacKinnon Value
Dari hasil pengujian terbukti bahwa model analisis lolos dari kecenderungan spurious regression. Dengan demikian analisis model dapat dilanjutkan dengan menggunakan model tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar